Kriiiiiiing…kriiiiing….kriiiing…
Alarm di mejaku membangunkanku dari tidurku.Aku segera bergegas beranjak dari temapt tidurku.Sudah jam 5.30, aku harus siap-siap ke airport.Aku tak sabar bertemu dengan Titin,sahabatku SMA dulu.Sewaktu SMA dulu, aku punya 2 orang sahabat yaitu Titin dan Jafrie.Sudah hampir 6 tahun kami ga ketemu.Untung aja hari ini hari Minggu, jadi aku bisa jemput Titin .Aku sangat senang karena akhirnya Titin bisa berkunjung ke kota ini walupun sebenarnya untuk keperluan kantor, tapi setidaknya dia menginap di rumahku.
…
“Elin….”
Tiba-tiba aku mendengar seseorang memanggilku.Aku menoleh ke arah datangnya suara itu.Dan dugaaanku benar, Titin kini sudah ada di hadapanku.aku langsung memeluknya kegirangan.Aku tak bisa mengungkapkan kegembiraanku dengan kata-kata.Begitu juga dengan Titin.
“Ayo,cepat! Kita pulang aja, kita lanjutin ceritanya di rumah aja.”, ajakku.
…
“Titin,udah siap blom?”, teriakku smbil mengetok pintu kamar.
“Sebentar…”,balasnya.
“Cepetan,nanti makanannya keburu dingin.”,teriakku lagi.
Akhirnya Titin keluar juga.Kami makan malam bersama.
“Giman kabarnya si Gerry?”,tanyaku mengawali percakapan.
“Baik..”, jawab Titin singkat.
Terus,hubungan kalian bagaimana?’,tanyaku lagi.
“Nah,itu dia yang mau aku ceritakan.Aku mau bilang kalau bulan Oktober nanti aku akan bertunangan terus Desembernya nikah deh..”,kata Titin sambil tersenyum.
“Hah??Kamu kog ga pernah cerita sih!!” jawabku kesal.
Titin hanya tersenyum saja sehingga aku semakin kesal dibuatnya.
“Pokoknya kamu harus datang ke pestaku!”,sambungnya lagi.
“So pastilah…”, jawabku cepat.
…
Tiba-tiba suasana menjadi hening.Aku menjadi terdiam, membisu.
“Hei,kamu kenapa? Kesambet?”, tanya Titin.
“Ga, aku cuma kangen sama masa-masa kita SMA dulu.Sekrang kita udah punya kehidupan masing-masing.Si Jafrie udah nikah, sebentar lagi kamu.Kalian nikahnya cepet-cepet amat sih?”, kataku sambil tersenyum.
“Cepet? Si Jafrie kalee yang kecepetan.Umur 26 udah wajar kalee buat nikah.”, balas Titin.
“Si Jafrie mah, dari SMA dulu pengennya nikah muda.”, jawabku sambil tertawa mengingat perkataan Jafrie sewaktu SMA dulu.
Akhirnya kami jadi tertawa bersama.
“Kamu sih, apa lagi sih, yang kamu tunggu.Nanti keburu perawan tua loh..”, ejeknya sambil tersenyum.Aku hanya bisa memandanginya dengan kesal.
“Sekarang pacar kamu siapa?, sambungnya lagi.
“Pacar??”, jawabku tersentak.
Aku hanya diam saja.
“Kenapa sih, dari SMA kalau urusan begini kamu tuh ga pernah berobah.Tiap cowok yang mau ngedekatin kamu,ditolak mentah-mentah.Semua cowok yang ngedekatin kamu kan baik-baik kog.Cowok gimana sih yang kamu cari?Atau jangan-jangan kamu lagi nunggu seseorang ya?”, tanya Titin penasaran
Tiba-tiba aku tersentak mendengar pertanyaan Titin barusan.Sementara Titin teru memandangiku seakan memaksaku untuk bercerita padanya.
…
“Ayo,cerita dong…”, sambungnya.
Aku jadi berpikir apakah aku harus menceritakannya.Jujur, untuk masalah percintaan aku memang agak tertutup pada siapa saja termasuk pada sahabatku walaupun kami sangat akrab.Sangat berbeda dengan Titin dan Jafrie yang selalu terbuka dalam hal apa saja.dulu, aku selalu menjadi pendengar yamg baik untuk masalah-masalah cinta monyet mereka.Berangkat dari pengalaman itulah aku memilih jurusan psikologi.
“Hei,bengong aja.Cerita dong!!” , paksa Titin.
“Hmmm…”, gumamku pelan.
“Aku memang menunggu seseorang.Namanya Guruh.aku mengenal dia sewaktu kelas 1 SMA.Kita bertemu di gereja.Dia adalah salah satu pemusik di kelompok youth gereja.Waktu itu akan diadakan camp bersama para youth dan dia adalah salah satu panitianya.Saat mendaftarkan diri itulah aku bertemu dengan dia untuk pertama kalinya.Dan kamu tahu, aku jatuh cinta padanya.Ga tau kenapa ada perasaan aneh saat itu.Aku jadi terbengong-bengong memandanginya hingga dia menyadarkanku.Aku pun berlalu karena terlanjur malu,tapi aku sempat melihat dia tersenyum karena tingkahku.Itu untuk pertama kalinya aku melihatnya tersenyum.Dan senyumnya terus terbayang dalam ingatanku.”, kataku mengakhiri cerita.
“Terus??”, tanya Titin.
“Akhirnyacam itu pun tiba.Di perjalanan, di bus, dia duduk di sampingku.Saat itu aku sangat berbunga-bunga bercampur malu-malu.Sesekali kita ngobrol,selebihnya dia lebih sering ngobrol dengan temannya yang duduk di belakang kami.Kita berdua agak kaku,mungkin karena kita baru kenal.Selama camp,ga terjadi apa-apa antara aku dan dia,tapi aku tetap senang.Setiap berpapasan denganku dia selalu tersenyum padaku.”, lanjutku.
“Terus??, tanya Titin lagi.
“Kalau hari Minggu tiba,aku selalu ga sabar berangkat ke gereja,karena di sana aku bisa ketemu dia.Aku sendiri bingung kenapa aku bisa menyukainya padahal aku tak begitu mengenalnya.Ga tau kenapa aku merasa dia juga punya perasaan yang sama denganku.aku sering mendapati dia curi-curi pandang padaku.”, lanjutku sambil tersenyum mengenang masa-masa itu.
“Terus, kenapa kamu ga dekatin dia?”, tanya Titin.
“Aku?? Gengsi dong..masakan aku harus mengejar-ngejar dia...”, jawabku.
“Terus??”, tanya Titin lagi.
“Keadaan hanya begitu-begitu aja,aku hanya bisa memendam perasaanku tanpa bisa mengungkapkannya.Hingga tiba waktunya aku harus masuk perguruan tinggi.Setelah di terima di kampusku dulu, aku terpaksa harus meninggalkan Medan dan sejak itu aku ga bertemu dengannya.Tapi perasaanku tetap sama padanya.aku berharap suatu saat aku bisa bertemu dengannya.Jika dia memang pasangan hidupku,aku yakin Tuhan pasti akan mempertemukan aku dengannya kembai.Dan kamu tahu, sebulan lalu kantorku punya karyawan baru dan yang mengejutkanku ternyata itu Guruh.dia berada satu departemen denganku.Dan aku berharap ini merupakan jawaban dari semua penantianku.”
Selesai bercerita aku melihat Titin tertegun mendengar ceritaku.
“Aku ga tau mau bilang apa, aku salut pada keyakinanmu.Tadinya aku berpikir kamu begitu bodoh,secara, orang seidealis kamu percaya sama yang namanya cinta pada pandangan pertama.”, kata Titin.
“Ya, memang terasa agak aneh,tapi itulah yang terjadi padaku.Sekarang aku dan Guruh sedang melakukan pendekatan tapi aku ga mau buru-buru.Toh, kalau memang Tuhan udah ngizinin,cinta tak kan lari kemana.” , jawabku dengan sangat yakin.
…
Alarm di mejaku membangunkanku dari tidurku.Aku segera bergegas beranjak dari temapt tidurku.Sudah jam 5.30, aku harus siap-siap ke airport.Aku tak sabar bertemu dengan Titin,sahabatku SMA dulu.Sewaktu SMA dulu, aku punya 2 orang sahabat yaitu Titin dan Jafrie.Sudah hampir 6 tahun kami ga ketemu.Untung aja hari ini hari Minggu, jadi aku bisa jemput Titin .Aku sangat senang karena akhirnya Titin bisa berkunjung ke kota ini walupun sebenarnya untuk keperluan kantor, tapi setidaknya dia menginap di rumahku.
…
“Elin….”
Tiba-tiba aku mendengar seseorang memanggilku.Aku menoleh ke arah datangnya suara itu.Dan dugaaanku benar, Titin kini sudah ada di hadapanku.aku langsung memeluknya kegirangan.Aku tak bisa mengungkapkan kegembiraanku dengan kata-kata.Begitu juga dengan Titin.
“Ayo,cepat! Kita pulang aja, kita lanjutin ceritanya di rumah aja.”, ajakku.
…
“Titin,udah siap blom?”, teriakku smbil mengetok pintu kamar.
“Sebentar…”,balasnya.
“Cepetan,nanti makanannya keburu dingin.”,teriakku lagi.
Akhirnya Titin keluar juga.Kami makan malam bersama.
“Giman kabarnya si Gerry?”,tanyaku mengawali percakapan.
“Baik..”, jawab Titin singkat.
Terus,hubungan kalian bagaimana?’,tanyaku lagi.
“Nah,itu dia yang mau aku ceritakan.Aku mau bilang kalau bulan Oktober nanti aku akan bertunangan terus Desembernya nikah deh..”,kata Titin sambil tersenyum.
“Hah??Kamu kog ga pernah cerita sih!!” jawabku kesal.
Titin hanya tersenyum saja sehingga aku semakin kesal dibuatnya.
“Pokoknya kamu harus datang ke pestaku!”,sambungnya lagi.
“So pastilah…”, jawabku cepat.
…
Tiba-tiba suasana menjadi hening.Aku menjadi terdiam, membisu.
“Hei,kamu kenapa? Kesambet?”, tanya Titin.
“Ga, aku cuma kangen sama masa-masa kita SMA dulu.Sekrang kita udah punya kehidupan masing-masing.Si Jafrie udah nikah, sebentar lagi kamu.Kalian nikahnya cepet-cepet amat sih?”, kataku sambil tersenyum.
“Cepet? Si Jafrie kalee yang kecepetan.Umur 26 udah wajar kalee buat nikah.”, balas Titin.
“Si Jafrie mah, dari SMA dulu pengennya nikah muda.”, jawabku sambil tertawa mengingat perkataan Jafrie sewaktu SMA dulu.
Akhirnya kami jadi tertawa bersama.
“Kamu sih, apa lagi sih, yang kamu tunggu.Nanti keburu perawan tua loh..”, ejeknya sambil tersenyum.Aku hanya bisa memandanginya dengan kesal.
“Sekarang pacar kamu siapa?, sambungnya lagi.
“Pacar??”, jawabku tersentak.
Aku hanya diam saja.
“Kenapa sih, dari SMA kalau urusan begini kamu tuh ga pernah berobah.Tiap cowok yang mau ngedekatin kamu,ditolak mentah-mentah.Semua cowok yang ngedekatin kamu kan baik-baik kog.Cowok gimana sih yang kamu cari?Atau jangan-jangan kamu lagi nunggu seseorang ya?”, tanya Titin penasaran
Tiba-tiba aku tersentak mendengar pertanyaan Titin barusan.Sementara Titin teru memandangiku seakan memaksaku untuk bercerita padanya.
…
“Ayo,cerita dong…”, sambungnya.
Aku jadi berpikir apakah aku harus menceritakannya.Jujur, untuk masalah percintaan aku memang agak tertutup pada siapa saja termasuk pada sahabatku walaupun kami sangat akrab.Sangat berbeda dengan Titin dan Jafrie yang selalu terbuka dalam hal apa saja.dulu, aku selalu menjadi pendengar yamg baik untuk masalah-masalah cinta monyet mereka.Berangkat dari pengalaman itulah aku memilih jurusan psikologi.
“Hei,bengong aja.Cerita dong!!” , paksa Titin.
“Hmmm…”, gumamku pelan.
“Aku memang menunggu seseorang.Namanya Guruh.aku mengenal dia sewaktu kelas 1 SMA.Kita bertemu di gereja.Dia adalah salah satu pemusik di kelompok youth gereja.Waktu itu akan diadakan camp bersama para youth dan dia adalah salah satu panitianya.Saat mendaftarkan diri itulah aku bertemu dengan dia untuk pertama kalinya.Dan kamu tahu, aku jatuh cinta padanya.Ga tau kenapa ada perasaan aneh saat itu.Aku jadi terbengong-bengong memandanginya hingga dia menyadarkanku.Aku pun berlalu karena terlanjur malu,tapi aku sempat melihat dia tersenyum karena tingkahku.Itu untuk pertama kalinya aku melihatnya tersenyum.Dan senyumnya terus terbayang dalam ingatanku.”, kataku mengakhiri cerita.
“Terus??”, tanya Titin.
“Akhirnyacam itu pun tiba.Di perjalanan, di bus, dia duduk di sampingku.Saat itu aku sangat berbunga-bunga bercampur malu-malu.Sesekali kita ngobrol,selebihnya dia lebih sering ngobrol dengan temannya yang duduk di belakang kami.Kita berdua agak kaku,mungkin karena kita baru kenal.Selama camp,ga terjadi apa-apa antara aku dan dia,tapi aku tetap senang.Setiap berpapasan denganku dia selalu tersenyum padaku.”, lanjutku.
“Terus??, tanya Titin lagi.
“Kalau hari Minggu tiba,aku selalu ga sabar berangkat ke gereja,karena di sana aku bisa ketemu dia.Aku sendiri bingung kenapa aku bisa menyukainya padahal aku tak begitu mengenalnya.Ga tau kenapa aku merasa dia juga punya perasaan yang sama denganku.aku sering mendapati dia curi-curi pandang padaku.”, lanjutku sambil tersenyum mengenang masa-masa itu.
“Terus, kenapa kamu ga dekatin dia?”, tanya Titin.
“Aku?? Gengsi dong..masakan aku harus mengejar-ngejar dia...”, jawabku.
“Terus??”, tanya Titin lagi.
“Keadaan hanya begitu-begitu aja,aku hanya bisa memendam perasaanku tanpa bisa mengungkapkannya.Hingga tiba waktunya aku harus masuk perguruan tinggi.Setelah di terima di kampusku dulu, aku terpaksa harus meninggalkan Medan dan sejak itu aku ga bertemu dengannya.Tapi perasaanku tetap sama padanya.aku berharap suatu saat aku bisa bertemu dengannya.Jika dia memang pasangan hidupku,aku yakin Tuhan pasti akan mempertemukan aku dengannya kembai.Dan kamu tahu, sebulan lalu kantorku punya karyawan baru dan yang mengejutkanku ternyata itu Guruh.dia berada satu departemen denganku.Dan aku berharap ini merupakan jawaban dari semua penantianku.”
Selesai bercerita aku melihat Titin tertegun mendengar ceritaku.
“Aku ga tau mau bilang apa, aku salut pada keyakinanmu.Tadinya aku berpikir kamu begitu bodoh,secara, orang seidealis kamu percaya sama yang namanya cinta pada pandangan pertama.”, kata Titin.
“Ya, memang terasa agak aneh,tapi itulah yang terjadi padaku.Sekarang aku dan Guruh sedang melakukan pendekatan tapi aku ga mau buru-buru.Toh, kalau memang Tuhan udah ngizinin,cinta tak kan lari kemana.” , jawabku dengan sangat yakin.
…
Rebekka Riski A.B
11 Maret 2010
28 komentar:
ayo...!!!!
jangan mau jadi perawan tua. wkwkwkwkwkwk
oalaahhh...
tapi, keren jg nih cerpen na..
banyak yg berbakat bkin cerpen yaa..
^.^
cinta tak kemana... ahahhaha
kalo jodoh mah ga kan ilang... betol ga.. ^^
mantap lah ceritanya..
terus berkatya rebekka..
berbakat bek!
mantap bek . keren =)
hmmm,
bgs jgaa beka..
tp, ap iya akn s'lalu dmikian..
ntu khan krn tb2x s Guruh ktemu lge ma Elin..
gmn klo nggak??
ap Elin akn ttp mnunggu???
cerpennya keren....
terinspirasi drimna ne???
mantap lh critanya..
pasti ada Tuhan memberi jalan yang terbaik bagi kita. Semua indah pada waktunya. :)
.PATEN !! :)
.terinspirasi drmne rebekka??
betul!
JODI(jodoh di tangan Tuhan)
haha
haha .
niie pngLaman pribadi gag ?
hoho .
mantap Laa .
kLo dah jodoh, gag bkaL Larii kmna .
"JODOH TAK LARI KEMANA"
hmmm....
beka cerita nya seruu ya??
btw,pngalaman pribadi y kyk nya??
hehe....
bagus ni cerpennya bek.
good job la..
bagus ne, lanjutkan ya hobby hehehe
kalo jodoh mmg ngga kemana.
hahahaha.
mantap!
temukan cinta sejatimu....
say : pengalaman bgt ya rebekka..
hehehehehe
lanjutkan prestasi.. OK
Qisty A.S
hahaha
bagus rebekka...
ciee..
diambl dari mana tuhh inspirasinya bekk?
bwt smw tman2 yg dah coment tanx ya...
ne murni fiktif belaka koq...
ohhhhhhh cintaaaaaaaaaaa.............
hahahhaa....
ciyeeeee....cinta yoooo...
mantaplah bekkkkkkkk....
beck.....
dpt inspirasi dr mna bwt cerpen ttg perawan tua ??
hahaha.....
cerpennya bgus beck.....
cerpennya bagus..
mantaph.....
takkan lari gunung di kejar kwn,,,
hehehe
Posting Komentar